Rabu, 07 November 2012

naskah kata maaf terakhir



Lakon
KATA MAAF TERAKHIR
Karya : Aoenks Modjo Al-Adzier
KATA MAAF TERAKHIR
Para pelaku :    Alya
                        Reno / Kakak
                        Ibu Laras / ibu Alya+reno
                        Ibu vina / istri kedua gatot
                        Ayah / Gatot Sujarwo
Adegan I
( peristiwa terjadi di ruang tamu sebuah rumah yang sederhana dan bersih, di dinding tergantung beberapa lukisan dan di sudut ruangan terdapat hiasan. Ketika itu siang hari, terlihat alya baru saja pulang dari sekolahnya dengan keadaan riang karena dia berharap hari tu bisa bertemu dengan ayahnya lagi, namun keceriaan itu berganti tangisan karena alya mendapat teguran keras dari reno )
Reno    : kemana saja kamu selama ini setiap pulang sekolah?? (berdiri di depan alya )
Alya    : tidak kemana – mana, memang kenapa?? (memalingkan mukanya)
Reno    : setiap kakak mau jemput kamu sepulang sekolah kamu tidak pernah ada, jawab jujur kamu   pergi dengan siapa??
Alya    : oh... itu, tidak kok, alya Cuma pergi dengan diva untuk mengerjakan tugas kelompok.
Reno    : mengerjakan tugas dengan diva?? (sambil mendekatkan wajahnya ke wajah alya). Bohong....!!! kamu pikir kakak tidak tahu ya??
Alya    : tahu apa?? (kaget dan cemas)
Reno    : siapa lelaki yang sering kamu temui setiap pulang sekolah itu??
Alya    : lelaki???, lelaki yang mana?? (mengelak)
Reno    : tidak perlu menyangkal alya, jika kakak adukan pada ibu dia pasti marah.
Alya    : kakak...!!! (berdiri)
Reno    : apa....! kakak lihat dengan mata kepala kakak sendiri selama ini kamu sering menemuinya kan??, sudah berapa kali kakak bahkan ibu bilang kalau kamu jangan pernah menemui lelaki bangsat itu...
Alya    : iya, tapi kan kak....
Reno    : (memotong) tidak ada tapi alya. Seharusnya kau menganggap lelaki itu sudah mati...!!!
Alya    : kakak jahat..., tetapi bagaimanapun dia itu ayah kita kak.
Reno    : hahaha.... (tertawa sinis), sejak kapan kita punya ayah alya?? Sejak kapan??. Kamu tahu sendiri sejak kecil ibu yang mengasuh dan merawat kita, sendirian.....! dia rela membanting tulang setiap hari demi terpenuhinya kebutuhan kita sampai sekarang....
Alya    : (hanya menangis mendengar ucapan reno)
Reno    : jika dia memang ayah kita, kemana saja dia selama ini?? Ayah sudah mati 14 tahun yang lalu, waktu itu umur kamu baru satu tahun alya...
Alya    : tidak...!!!, ayah tetaplah ayah, sampai kapanpun dia ayah kita.
Reno    : apa buktinya kalau dia ayah kita!!! (membentak)
Alya    : kak reno..., sampai kapan kakak tidak mau memaafkan ayah?? Sampai kapan kak??
Reno    : bagiku ayah sudah mati alya. Dan kakak tidak akan memaafkannya meski dia berlutut menyembah di  kaki kakak.
Alya    : kakak...!!! (menampar reno)
( suasana spontan menjadi hening, keduanya menarik nafas dan menahan amarah mereka )
Alya    : maafkan alya kak, kakak tidak tahu bukan keadaan ayah sekarang seperti apa??
Reno    : Haaaah..., ayah, ayah, ayah...!!!, bagi kakak ayah sudah tidak ada...!!!. alya, ibu pasti akan sangat marah jika tahu kamu sering menemuinya, bahkan ibu saja sudah menganggap dia sudah tidak ada.
Alya    : iya kak.... tapi keadaan ayah saat ini....
Reno    : sudah...!!!, kakak tidak mau membicarakan dia lagi. ( sambil berjalan menuju kamar dan ganti pakaian kemudian keluar rumah), besok kamu harus ada ketika kakak jemput di sekolah....
Adegan II
            ( alya terlihat gelisah, dia berniat untuk menemui ayahnya namun tidak memiliki keberanian, di saat itu ibu masuk )
Ibu       : assalamu’alaikum...
Alya    : wa’alaikum salam.... (mencium tangan ibu)
Ibu       : ada apa alya/ kelihatannya kamu gelisah sekali?? (heran melihat sikap alya yang tidak seperti biasanya)
Alya    : tidak apa – apa bu... (sambil membersihkan sisa- sisa air matanya)
Ibu       : sepertinya kamu habis menangis? (sambil mengajak alya duduk di kursi)
Alya    : tidak bu, (memalingkan wajahnya)
Ibu       : kakak sudah pulag?, kamu habis bertengkar dengan kakak??
Alya    : (hanya diam)
Ibu       : sekarang kakak dimana??, reno.... reno.... (memanggil namun tak ada jawaban dari reno)
Alya    : kakak keluar bu...., hmmm... ibu alya mau ngomong tapi ibu jangan marah ya...
Ibu       : serius banget, memang alya mau ngomong apa?? Bicara saja....
Alya    : alya mau bicara tentang ayah bu... (bicara dengan penuh harapan)
Ibu       : ibu tidak salah dengar alya??, kamu bilang ayah??
Alya    : iya bu, ayah...!!
Ibu       : ada apa dengan dia??
Alya    : maaf bu, beberapa hari ini alya sering menemui ayah sepulang dari sekolah.
Ibu       : kenapa kamu berani menemui dia?? (dengan nada kesal)
Alya    : tapi bu...., ayah....
Ibu       : ayah siapa!!! (memotong). Ayahmu sudah tidak ada alya...!!! (agak membentak)
Alya    : iya bu... tapi ayah.... (bermaksud menjelaskan keadaan ayahnya)
Ibu       : sudah cukup...!!!. jangan sebut – sebut dia dihadapan ibu, dan ibu minta kamu untuk tidak menemuinya lagi alya....
Alya    : tapi alya kangen sama ayah bu....
Ibu       : sejak kapan kamu punya ayah??. Dia Cuma lelaki pengecut yang tidak bertanggungjawab, seorang lelaki yang tega meninggalkan istri dan anak – anaknya hanya karena dia lebih memilih wanita lain. Apa lelaki seperti itu masih kamu sebut ayah??, dan  bagi ibi dia itu sudah tidak ada.
Alya    : ibu sekarang tidak tahu keadaan ayah seperti apa bukan??
Ibu       : ibu tidak ingin tahu karena ibu sudah menghapuskan namanya dari fikiran ibu sejak lama. Alya ibu mohon kamu tidak membicarakannya lagi.

Adegan III
            ( terdengar suara ketukan pintu, ternyata datang vina istri kedua gatot yang membuat ibu kaget dan menjadi semakin kesal )
Vina    : selamat siang...
Ibu       : (tepuk tangan) nyonya vina fazrina, berani sekali kau datang ke tempat saya...!!!
Vina    : maaf atas kelancangan saya menemui anda....
Ibu       : baguslah kau masih bisa mengucapkan kata itu (tersenyum sinis), tapi sampai kapanpun aku tidak akan pernah memaafkanmu.
Vina    : saya terima itu, dan saya tahu bagaimana perasaan anda, toh kita sama-sama perempuan.
Ibu       : ya... kamu memang wanita tak tahu malu vina.
Vina    : sudahlah nyonya, kedatangan saya bermaksud baik.
Ibu       : baik katamu??, aku tak pernah menganggap kamu baik dengan semua yang telah kau lakukan.
Vina    : saya kira anda sudah melupakannya nyonya, itu sudah terjadi lama sekali bukan?? Dan anda masih mengingat itu??
Ibu       : tentu saja, aku tak akan pernah melupakan itu, kau memang perempuan murahan vina, kau telah merebut istri dan ayah orang lain, tidak tahu malu...!!!
Vina    : nyonya...., itu semua karena nyonya tidak tau kejadian yang sesungguhnya.
Ibu       : kejadian sesungguhnya maksudmu?? (penasaran), paling – paling itu hanya alasanmu saja kan??
Vina    : tidak nyonya...., sebenarnya saya juga merasa malu dengan kejadian itu.
Ibu       : Tetap saja toh pada itinya kau telah merebutnya dariku.
Vina    : ya, tanpa sengaja....
Ibu       : tanpa sengaja kau bilang?? Lucu....!!! (tertawa sinis)
Vina    : memang lucu nyonya, 13 tahun yang lalu setelah pesta perayaan perusahaan atas terplihnya bos baru kami, mas gatot saat itu terlalu banyak minum  sehingga dia mabuk berat sampai-sampai tak mampu lagi menyangga berat tubuhnya, saat itu kami berdua mabuk dan entah setan apa yang telah merasuki kami, dia terus menerus merayuku hingga kejadian  itupun terjadi.
Ibu       : tapi kau mau melakukannya juga kan??
Vina    : ya tanpa disengaja, padasat itu setan telah merasuku kita berdua. Sungguh nyonya, saya sendiri malu menceritakan ini, saya memang hina namun sumpah demi tuhan kami sama sekali tak menginginkan hal itu terjadi, dan setelah itu terjadi....
Ibu       : cukup...!!!(memotong), hentikan ceritamu itu, saya sakt mendengarnya.....
Vina    : dan setelah itu mas gatot merasa bertanggung jawab atas apa yang telah dia perbuat.
Ibu       : dan kemudian dia meninggalkan istri dan anak-anaknya karena dia lebih memilih wanita jalang sepertimu, benar kan???
Vina    : mungkin saya memang jalang, tapi asalkan anda tahu bahwa sebenarnya mas gatot sangat berat melakukan itu, karena dia sangat mencintai anda dan anak-anak, bahkan sampai sekarangpun masih demikian.
Ibu       : bohong...!!!
Vina    : benar nyonya, dia sendiri tak bisa memaafkan dirinya sendiri sampai sekarang, dan  saya kemari hanya ingin menyampaikan kabar bahwa mas gatot saat ini sedang kritis karena penyakit yang dideritanya.
Ibu       : lalu memangnya kenapa kalau dia sedang kritis??

Adegan IV
 (alya keluar dari kamarnya dan mendekat pada ibu)
Alya    : ayah bu....
Ibu       : diam kamu...!!!
Vina    : dan satu hal lagi, dia menyampaikan kata maaf untuk kalian, dan jika berkenan dia ingin bertemu dengan kalian untuk meminta maaf secara langsung, .
Alya    : tante, ayah baik-baik saja kan??
Vina    : iya alya,dia titip salam untuk kamu (mengelus kepala alya), nyonya, sekarang dia masih menunggu di dalam mobil. Saya mohon pamit, terima kasih untuk semuanya, selamat siang.... ( sambil tersenyum meninggalkan alya dan ibu)
Alya    : (menangis) ibu sudah mendengarya sendiri bukan, sekarang keadaan ayah sedang kritis bu...., sampai kapan ibu akan menutup pintu maaf ibu untuk ayah??  Ayah hanya ingin meminta maaf kepada kita,dan asalkan ibu tahu kalau penyakit yang ayah derita itu sudah tidak bisa disembuhkan lagi....
Ibu       : (hanya diam, duduk dan terlihat sedih mendengar ucapan alya, ibu sebenarnya ingin menangis tapi dia tahan)
Alya    : ibu..., ayo kita kesana sekarang (berlutut sambil memegang tangan ibu)
Ibu       : tidak alya. (memalingkan wajahnya dan merenung)
Alya    : kalau begitu ijinkan alya untuk menemui ayah. Maafkan alya bu.... (bergegas keluar menyusul vina)
Ibu       : (bersedih, sambil melihat ke arah alya) maafkan ibu nak, sebenarnya ibu juga ingin menemui ayah tapi ibu malu...

Adegan V
            (reno masuk dan terlihat penasaran)
Reno    : (melihat ibu) kenapa ibu bersedih??, mobil siapa di depan bu??
Ibu       : (menghela nafas panjang) reno ikut ibu sekarang ya nak... (sambil berdiri)
Reno    : kemana bu...??
Alya    : menyusul alya.
Reno    : alya???, alya kenapa bu??
Ibu       : tidak, alya baik-baik saja kok...
Reno    : lalu kemana memangya alya?? Siapa yang di depan itu??
Ibu       : nanti ibu jelaskan.
Adegan VI
            (ibu dan alya berniat menyusul alya dan mengajak reno untuk menemui ayah namun tiba-tiba alya, vina dan ayah masuk, ayah terlihat pucat dan lemas dan hanya bisa duduk di kursi roda yang didorong oleh alya )
Reno    : sedang apa mereka di sini bu??
Ibu       : ayah reno....
Reno    : mau apa dia di sini?? (menunjuk ke arah ayah), ternyata dia masih punya nyali untuk datang ke sini
Ayah   : apa kabar laras?? (sambil batuk – batuk, nada bicaranya pelan dan terputus – putus)
Ibu       : baik mas (sambil tersenyum)
Ayah   : terima kasih sudah mau bertemu saya. Laras....., maafkan saya karena selama ini saya tidak memiliki keberanian untuk menemui kalian, hingga akhirnya saya memberanikan diri untuk menemui alya, saya takut jika umur saya sudah tidak cukup lagi untuk mendapatkan maaf darimu dan anak – anak.
Ibu       : Sssssst......, tenang mas, jangan bicara seperti itu, sudah saya maafkan kok.
Reno    : ibu...!!! kenapa ibu mau memaafkan dia?? Bukankah selama ini dia tak pernah peduli pada keadaan kita bu??
(reno berjalan menuju pintu keluar namun sampai di depan pintu ayah memanggilnya)
Ayah   : reno, mau kemana nak?
Reno    : (berhenti di depan pintu namun tidak menjawab)
Alya    : kakak... ayah cuma ingin minta maaf kak....
Ibu       : (mendekat dan berdiri di hadapan reno) reno... kamu mau menemui ayah nak??
Reno    : (hanya diam)
Ibu       : ayah hanya ingin minta maaf kepada kita semua reno, reno mau kan memaafkan ayah juga?? Sebenarnya ayah masih menyayangi kamu dan alya makanya sekarang dia memberanikan diri untuk kesini....
Alya    : iya kak, apa kakak sama sekali tidak mau memaafkan ayah?? Kakak juga sebenarnya kangen sama ayah kan??
Reno    : (masih terdiam dengan menahan rasa sedih)
Ibu       : (merayu) reno lihat ibu..., reno masih mau jadi anak ibu bukan??
Reno    : (hanya menganggukan kepala)
Ibu       : kalau begitu ayo reno temui ayah. (sambil memegang reno dan mengajaknya)
Ayah   : (tersenyum) reno sehat nak??
Reno    : (hanya mengangguk, dia masih enggan dan malu-malu untuk mendekati ayah)
Ayah   : kesini nak, ayah kangen sama reno...
Reno    : ayah.... (memanngil kemudian memeluk ayah sambil menangis), reno juga kangen sama ayah, kemna saja ayah selama ini, kenapa ayah tidak pernah mememui kami??
Ayah   : maafkan ayah reno, karena selama ini ayah meninggalkan kalian semua, ayah sebenarnya ingin menemui kalian tapi ayah malu....
Reno    : iya ayah, reno sudah memaafkan ayah.
Ayah   : sekarang kamu sudah besar reno. Ayah titip ibu dan alya ya..., jaga mereka baik – baik.
Reno    : iya ayah reno janji....
Ayah   : laras....,mungkin sudah tidak lama lagi saya hidup, sekali lagi saya minta maaf kepada kalian semua. Maafkan ayah ya alya, reno.....
            (akhirnya mereka memaafkan ayah dan adegan inipun berakhir,ayah berhasil mendapatkan maaf dari semuanya namun setelah itu ayahpun meninggal dunia....)
SELESAI
                                                Tegal, 29 Juli 2012.
                                                Aoenks Modjo Al-Adzier

Tidak ada komentar:

Posting Komentar